Pijat juga memicu pertumbuhan sel-sel mitokondria baru. Mitokondria sendiri adalah badan energi sel yang berisi protein dan benar-benar merupakan "gardu tenaga".
Hal tersebut dinyatakan setelah sekelompok ilmuwan dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Kedokteran Universitas McMaster di Kanada, melakukan analisis genetik dari sampel jaringan otot yang diambil dari relawan yang telah menghabiskan waktu olahraga sepeda.
Salah satu kaki mereka secara acak dipilih untuk dipijat. Sebelumnya sampel biopsi telah diambil dari kedua kaki sebelum latihan, setelah dipijat selama 10 menit dan telah dua setengah jam pemulihan.
Hasilnya, diterbitkan dalam edisi online jurnal “Science Translational Medicine”, menunjukkan pijat memiliki efek sitokin, yakni sistem kekebalan tubuh molekul yang memberi sinyal pada molekul yang berkontribusi terhadap peradangan.
Pada saat yang sama, mempromosikan biogenisis mitokondria. Pengurangan rasa sakit yang terkait dengan pijatan mungkin melibatkan mekanisme yang sama seperti yang digunakan oleh obat anti-inflamasi, demikian imbuh peneliti.
"Manfaat potensial dari pijat dapat berguna bagi spektrum yang luas dari individu termasuk orangtua, mereka yang menderita cedera musculoskeletal, dan pasien dengan penyakit inflamasi kronis," ujar pemimpin penelitian Dr Mark Tarnopolsky, sebagaimana dilansir Dailymail, Jumat (3/2/2012).
"Studi ini memberikan bukti bahwa terapi manipulatif, seperti pijat, dapat dibenarkan dalam praktek medis," imbuhnya.
Terapi pijat digunakan oleh The Royal Marsden NHS Trust untuk pasien kanker yang mengalami masalah untuk dapat lebih rileks juga gangguan tidur.
"Ini dapat membantu mengatasi rasa sakit, kekakuan otot, sesak napas, kegelisahan, dan kelelahan," kata sang juru bicara.
